Saturday, June 13, 2009

KEPRIBADIAN HISTERIS


Kepribadian histeris bersifat dramatis, romantis dan suka diperhatikan, emosi dangkal dan tidak jujur, menggairahkan tapi pada dasarnya frigid.
Mereka cenderung memanipulasi keluarga dan temannya. mereka mudah dikenali dari sikap dan pakaiannya yang provokatif serta dari gerakannya yang dramatik dan bicaranya yang dibuat-buat (Ingram 1995 :59)

Gangguan kepribadian histrionic ditandai dengan pola pervasive emosi dan mencari perhatian yang berlebihan. Gangguan ini terjadi pada 2%-3% populasi umum dan 10%-15% populasi klinis dan terlihat lebih sering pada wanita daripada pria. Terapi biasanya dicari untuk mengatasi depresi, masalah fisik yang tidak dapat dijelaskan, dan kesulitan dalam hubungan.
Kecenderungan klien untuk melebih-lebihkan kedekatan hubungan atau mendramatisir kejadian yang relative kecil dapat menghasilkan data yang tidak reliable. Bicara klien biasanya bersemangat, dilebih-lebihkan dan dilakukan dengan cara yang dibuat-buat. Akan tetapi, hal ini tampak jelas bahwa walaupun bicaranya bersemangat dan menghibur, penjelasannya mungkin samara-samar dan informasi yang diberikan kurang rinci. Seluruh penampilan klien normal walaupun dia mungkin berlebihan dalam berpakaian untuk wawancara klinis, seperti memakai gaun malam dan sepatu yang bertumit tinggi. Klien terlalu memerhatikan kesan oranglain terhadap penampilannya dan meluangkan sebagian besar waktu, energi dan uang untuk hal ini. Pakaian dan perilaku genit klien tidak terbatas pada situasi sosial atau hubungan, tetapi tampak pula di lingkungan pekerjaan dan professional. Perawat mungkin merasa dibuat terpesona atau bahkan digoda oleh klien.
Secara emosional, klien ekspresif, suka bergaul, dan tidak terkendali. Emosi sering diekspresikan dengan tidak tepat dan berlebihan, seperti , ”Dia fantastis! Dia mengubah hidup saya!” untuk menggambarkan dokter yang mungkin baru bertemu dengan klien satu atau dua kali. Akan tetapi, klien tidak bisa menjelaskan mengapa dokter tersebut digambarkan secara berlebihan. Emosi yang diekspresikan tidak jujur dan dangkal walaupun bersemangat; hal ini mudah diketahui orang lain, tetapi tidak bagi klien. Klien mengalami perubahan mood dan emosi yang cepat dan mungkin tertawa terbahak-bahak pada suatu waktu dan menangis terisak pada waktu berikutnya. Perubahan emosi intens yang cepat ini mungkin terlihat palsu atau dibuat-buat bagi pengamat. Klien mengalami preokupasi dengan diri sendiri dan sebagian besar pikirannya berfokus pada dirinya sendiri, dengan sedikit atau tidak ada pemikiran tentang kebutuhan orang lain. Klien sangat mudah dipengaruhi dan akan sependapat dengan hampir semua orang untuk mendapatkan perhatian. Dia mengungkapkan opini yang kuat dengan sangat sungguh-sungguh, tetapi karena opini tersebut berdasarkan bukti atau fakta yang sedikit, opini tersebut seringkali berubah dibawah pengaruh seseorang yang kepadanya klien berupaya memberi kesan
Klien meras tidak nyaman saat dia tidak menjadi pusat perhatian dan berusaha keras untuk mencapai keadaan itu. Klien menggunakan penampilan fisik dan pakaiannya untuk mendapatkan perhatian. Kadang-kadang klien dapat memancing secara terang-terangan agar mendapat pujian, mengarang cerita yang tidak dapat dipercaya, atau membuat keributan ditempat umum untuk mengalihkan perhatian agar tertuju kepada dirinya. Klien bahkan mungkin pingsan, sakit, atau menjatuhkan diri ke lantai untk mendapatkan perhatian. Klien sangat senang saat diberi perhatian saat melakukan beberapa perilaku tersebut, dengan membiarkan orang lain merasa bahwa mereka telah diperdaya. Setiap komentar atau pernyataan yang tampak mencela atau tidak menyenangkan dapat mengakibatkan respon yang kuat, seperti temper tantrum atau menangis dengan keras.
Klien cenderung melebih-lebihkan keintiman hubungan. Hampir semua kenalan disebut dengan ”sayang, teman tersayang”. Klien mungkin memalukan anggota keluarga atau teman dengan perilaku di depan umum yang tidak tepat, seperti memeluk dan mencium seseorang yang baru saja dikenalkan, atau menangis terisak dengan tidak terkendali karena insiden kecil. Klienmungkin mengabaikan teman lama jika dikenalkan teman baru dan menarik. Individu yang mempunyai hubungan dengan klien menggambarkan diri mereka telah diperdaya, dimanipulasi atau di eksploitasi tanpa rasa malu untuk keuntungan pribadi klien.
Klien mungkin memiliki berbagai macam keluhan fisik yang tidak jelas atau mungkin membuat cerita berlebih lebihan tentang penyakit fisiknya. Episode tersebut biasanya berkisar tentang perhatian yang diterima klien (atau gagal untuk diterima) saat hal tersebut terjadi, bukan tentang masalah fisiologis tertentu.

INTERVENSI KEPERAWATAN
Perawat seharusnya memberi umpan balik kepada klien tentang interaksi sosialnya dengan orang lain, termasuk cara berpakaian dan perilaku non verbal. Umpan balik harus berfokus pada alternatif yang tepat, tidak hanya kritik. Misalnya, perawat dapat mengatakan ”ketika anda memeluk dan mencium orang lain pada pertemuan pertama dengan mereka, mereka mungkin mengartikan perilaku anda sebagai seksual. Akan lebih dapat diterima jika Anda berdiri minimal dua kaki dari mereka dan berjabat tangan”
Dapat pula bermanfaat untuk mendiskusikan situasi sosial guna menggali persepsi klien tentang reaksi dan perilaku orang lain. Mengajarkan keterampilan tersebut dilingkungan yang aman dan tidak mengancam dapat membantu klien untuk mendapatkan rasa percaya diri atas kemampuannya berinteraksi dengan orang lain. Perawat harus spesifik dalam menjelaskan dan memberi contoh keterampilan sosial tersebut, termasuk mempertahankan kontak mata, mendengar aktif, dan menghormati ruang personal. Dapat juga membantu untuk mengemukakan topik diskusi yang tepat untuk orang yang baru dikenal, untuk keluarga atau teman dekat, dan untuk perawat saja.

Klien mungkin sangat sensitif untuk mendiskusikan tentang harga diri dan mungkin berespons dengan emosi yang berlebihan. Penting untuk menggali kekuatan dan potensi pribadi klien, dengan memberi umpan balik spesifik kepada klien tentang karakteristik yang positif. Mendorong klien untuk menggunakan komunikasi yang asertif, seperti pernyataan ”saya”, dapat meningkatkan harga diri dan membantu klien mendapatkan apa yang dibutuhkan dengan cara yang lebih tepat. Perawat harus membantu klien percaya diri atas kemampuan nya dengan cara yang sungguh-sungguh.


Pengobatan : Waspada bila permulaan pengobatan sudah kelihatan perbaikan, karena ini mungkin hanya untuk menyenangkan. Karena kemampuan komunikasi yang kurang, maka yang dibimbing ialah perilaku yang nyata saja

Sumber : Catatan Ilmu Kedokteran Jiwa - Maramis WF
Catatan Kuliah Psikiatri - Ingram EDISI 6

1 comment: