Sunday, June 7, 2009

KENALI DIABETES

PENDAHULUAN

 Diabetes adalah suatu penyakit, di mana tubuh penderitanya tidak bias secara otomatis mengendalikan tingkat gula (glukosa) dalam darahnya. Pada tubuh yang yang sehat, pancreas melepas hormone insulin yang bertugas mengangkut gula melalui darah ke otot-otot dan jaringan lain untuk memasok energi.

 Gangguan tersebut terjadi sekali lagi bila insulin tidak diproduksi lagi oleh tubuh, atau jumlahnya tidak cukup, atau sel-sel tubuh tak bisa meresponnya secara normal (insulin resistence). Dalam kasus normal, setiap orang membutuhkan glukosa atau zat gula untuk kesehatannya, karena organ vital kita membutuhkannya sebagai sumber energi, yang nantinya dibakar oleh oksigen. Terutama otak, sepenuhnya tergantung pada pasokan gula dan oksigen untuk bisa bekerja dengan baik.
 Banyak proses enzimatik yang mengatur metabolisme tubuh membutuhkan gula sebagai bahan dasarnya. Jadi, manusia tidak bisa hidup tanpa gula. Masing-masing sel tubuh kita membutuhkan glukosa, gula sederhana yang diserap tubuh dari karbohidrat, sayur-sayuran, buah-buahan, dan bahan makanan lainnya sebagai bahan bakar., sebagaimana fungsi bensin bagi mobil. Sel-sel darah, misalnya, menghabiskan 30 gram glukosa setiap hari. Sistem saraf pusat membutuhkan lebih dari 150 gram, belum lagi kebutuhan organ-organ lainnya dan untuk keperluan system metabolisme.

 Glukosa yang diserap tubuh dari makanan itu digunakan sesuai dengan keperluan. Bila pasokan glukosa tersebut berlebihan, sisanya disimpan pada jaringan otot sebagai senyawa lemak yang disebut glikogen, yang pada saat tubuh mengalami kekurangan pasokan gula dari luar. Tugas pengaturan pengiriman glukosa ke jaringan yang membutuhkan tersebut dibebankan pada hormone insulin yang diproduksi oleh kelenjar pancreas.

 Di saat jaringan tubuh kekurangan pasokan glukosa karena terhambat di pembuluh darah itu, muncullah gejala kelelahan. Lapar gula, dan perasaan mudah tesinggung. Sedangkan gula yang menumpuk banyak di dalam pembuluh darah akan membuat darah menjadi kental dan alirannya melambat, sehingga mengakibatkan gangguan pada pasokan oksigen yang dibawa oleh darah. Padahal untuk bisa bekerja dengan optimal, tubuh membutuhkan oksigen yang cukup untuk membakar gula menjadi energi.Akibat kekurangan oksigen tersebut, tubuh kehilangan tenaga dengan munculnya gejala kelelahan, perubahan suasana hati, sakit kepala, dan jantung bekeja lebih keras (berdebar-debar)

 Gangguan insulin tersebut juga berakibat berlebihannya kaar lemak di pembuluh darah dengan resiko terjadinya pengerasan pembuluh darah arteri, sehingga komplikasi diabetes tercatat sebagai penyakit jantung koroner, stroke, dan gagal ginjal.


BEBERAPA TIPE DIABETES

 Sebenarnya ada berbagai jenis gangguan pada system metabolisme yang terjadi pada pancreas yang memproduksi insulin, tetapi pada dasarnya dikenal dua jenis diabetes yang berbeda secara mencolok, yakni

Diabetes Tipe I yang tergantung sepenuhnya pada insulin, dan Diabetes Tipe II yang masih bisa dibantu dengan obat-obatan lain. Keduanya memiliki kesamaan karakteristik dalam hal mengakibatkan gangguan pada metabolisme, atau pada cara tubuh memanfaatkan makanan yang telah dicerna untuk diubah menjadi energi dan promoter pertumbuhan. Dengan kata lain, kedua tipe diabetes tersebut mengakibatkan tubuh tidak bisa menggunakan gula dan lemak dengan baik. Dikenal juga sebagai gangguan pada produksi dan kerja insulin di dalam tubuh.


 Selain itu, dikenal pula bebeapa bentuk gejala kelainan glukosa yang bukan termasuk penyakit diabetes, tetapi dapat berkembang menjadi diabetes. Didalam kelompok ini, adalah kadar gula darah yang rendah (hipoglikemia), kondisi yang beresiko tinggi menjadi diabetes, selanjutnya gangguan toleransi glukosa, diabetes sekunder, dan diabetes karena kehamilan.

Diabetes tipe I, tergantung pada insulin
 Diabetes Tipe I adalah bila tubuh perlu pasokan insulin dari luar, karena sel-sel beta dari pulau-pulau langerhans telah mengalami kerusakan, sehingga pancreas berhenti memproduksi insulin. Kerusakan sel beta tersebut dapat terjadi ssejak kecil maupun setelah dewasa.
Diabetes Tipe I ini diidap oleh sekitar 10-15 persen penderita diabetes di Amerika Serikat. Penderitanya harus mendapatkan suntukan insulin setiap hari selama hidupnya, sehingga dikenal dengan istilah Insulin Independent Diabetes Mellitus (IDDM) atau diabetes mellitus yang paling parah.

 Diabetes Tipe I ini biasanya ditemukan pada penderita yang mulai mengalami diabetes sejak anak-anak atau remaja, sehingga pada zaman dulu dokter menyebutnya sebagai diabetes anak muda. Kemudian diketahui, bahwa siapa pun dari segala usia juga dapat menderita Diabetes Tipe I ini, meskipun mayoritas khusus yang ada dalah pada usia 30 tahun ke bawah.

 Separuh dari penderita diabetes yang mengidapnya setelah usia dewasa, tetapi tidak berbadan gemuk seperti umumnya penderita Diabetes Tipe II, ternyata termasuk dalam kategori diabetes tipe I yang tergantung pada insulin. Para periset menyebutnya sebagai Diabetes tipe 1,5 yang disebut sebagai LADA (latent autoimmune diabetes in adult) karena system imun menyerang (reaksi autoimun)sel-sel beta pancreas secara perlahan-lahan sehingga berhenti memproduksi insulin. Dibedakan dengan Diabetes Tipe I dan Diabetes Tipe II, karena dokter sering tidak menemukan tanda-tanda dari factor resiko yang biasa digunakan untuk mendeteksi Diabetes Tipe II, dan sudah tidak mempan lagi ditangani dengan obat-obatan diabetes yang biasa digunakan.

 Penderita Diabetes Tipe I sangat rentan terhadap komplikasi jangka pendek yang berbahaya dari penyakit itu, yakni dua komplikasi yang erat berhubungan dengan peubahan kadar gula darah, yaitu terlalu banyak gula darah (hiperglikemia) atau kekurangan gula darah (hipoglikemia). Resiko lain penderita diabetes tipe I ini adalah keracunan senyawa keton yang berbahaya dari hasil samping metabolisme tubuh yang menumpuk (ketoasidosis) dengan resiko mengalami koma diabetic.
Diabetes Tipe II, tidak tergantung pada insulin
 Diabetes Tipe II terjadi jika insulin hasil produksi pancreas tidak cukup atau sel lemak dan otot tubuh menjadi kebal terhadap insulin, sehingga terjadilah gangguan pengiriman gula ke sel tubuh. Diabetes Tipe II ini meupakan tipe diabetes yang paling umum dijumpai, juga sering disebut diabetes yang dimulai pada masa dewasa, dikenal sebagai NIDDM (Non-insulin-dependent diabetes mellitus). Jenis dabetes ini mewakili sekitar 90 persen dari seluruh kasus diaetes.

 Karena umumnya 4 dari 5 orang penderita Diabetes Tipe II ini memiliki kelebihan berat badan, maka obesitas sering dijadikan sebagai indicator bagi penderita diabetes.
Diabetes Tipe II ini dapat menurun dari orang tua yang penderita diabetes. Tetapi resiko terkena penyakit ini akan semakin tinggi jika anda kelebihan berat badan dan memiliki gaya hidup yang membuat anda kurang bergerak. Oleh karena itu, dengan diet yang seimbang untuk mengontrol berat badan dan oahraga yang baik, biasanya Diabetes Tipe II ini dapat dikendalikan.Kalau cara tersebut sudah tidak ampuh lagi, barulah perlu minum obat atau suntikan insulin.

 Banyak penderita Diabetes Tipe II yang tidak mengalami gejala apa pun atau hanya berupa gejala ringan. Penemuannya sering pada waktu pemeriksaan kesehatan. Misalnya pada saat medical check up untuk perekrutan atau asuransi kesehatan. Pada saat itulah ditemukan ketidaknormalan pada kadar gula darahnya.

 Dahulu umumnya penderita diabetes tipe II berusia 40 tahun ke atas. Namun dari diagnosa akhir-akhir inimenunjukkan bahwa anak-anak pun sudah banyak yang menderita diabetes tipe II ini., yang sering juga disebut sebagai MODY (manurity-onset diabetes of the young).

 Pada Diabetes Tipe II, yang dianggap sebagai pencetus utama adalah factor obesitas (gemuk berlebihan). Faktor penyebab lain adalah pola makan yang salah, proses penuaan, dan stress yang mengakibatkan terjadinya resistensi insulin. Juga mungkin terjadi karena salah gizi (malnutrisi) selama kehamilan, selama masa anak-anak, dan pada usia dewasa. Malnutrisi pada janin dapat terjadi tidak hanya karena factor salah gizi belaka, tetapi juga karena ibunya merokok atau mengkonsumsi alcohol. Berkemungkinan pula penyebabnya adalah factor turunan keluarga pengidap diabetes.

Bagaimana gejala-gejalanya
 Geja diabetes tipe I muncul secara tiba-tiba pada saat usia anak-anak sebagai akibat dari kelainan genetikam sehingga tubuh tidak memproduksi insulin dengan baik. Gejala-gejalanya antara lain adalah :
 Sering buang air kecil
 Terus menerus lapar dan haus
 Berat badan turun 
 Kelelahan
 Penglihatan kabur
 Infeksi pada kulit yang berulang
 Meningkatnya kadar gula dalam darah dan air seni
 Cenderung terjadi pada mereka yang berusia dibawah 20 tahun

Sedangkan gejala diabetes tipe II muncul secara perlahan-lahan sampai menjadi gangguan yang jelas, dan pada tahap permulaanya seperti gejala diabetes tipe I, yaitu :
 Cepat lelah, kehilangan tenaga, dan merasa tidak fit.
 Sering buang air kecil
 Terus-menerus lapar dan haus
 Kelelahan yang berkepanjangan dan tidak ada penyebabnya
 Mudah sakit yang berkepanjangan 
 Biasanya terjadi pada mereka yang berusia diatas 40 tahun, tetapi prevalensinya kini semakin tinggi pada golongan anak-anak dan remaja

Gejala lain yang biasanya muncul adalah :
 Penglihatan kabur 
 Luka yang lama sembuh
 Kaki terasa kebas, geli, atau merasa terbakar
 Infeksi jamur pada saluran reproduksi wanita
 Impotensi pada pria


Gangguan lain yang perlu diperhatikan
Koma diabetic atau diabetic ketoasidosis (DKA)
1. Penderita yang sebelumnya mengalami toleransi glukosa abnormal (sering juga disebut pre-diabetes) Kelompok ini tidak memiliki tanda-tanda metabolisme glukosa yang abnormal, tetapi pernah mengalami kadar glukosa tinggi yang termasuk dalam kelompok ini adalah wanita yang mengalami diabetes ketika hamil.
2. Glukosa abnormal yang potensial Orang yang memiliki hubungan dekat dengan diabetes tipe I, atau orang dengan gangguan antibodi (reaksi autoimun), termasuk dalam kelompok ini.

Gangguan Toleransi Glukosa
 Dikatakan demikian jika kadar gula darah diatas normal, tetapi tidak terlalu tinggi untuk didiagnosa sebagai diabetes. Indikasinya adalah kadar gula darah antara 115-140 mg/dl. Gejala diabetes umumnya tidak muncul.

 Penderitanya dapat sembuh dan gula darahnya bisa menjadi normal. Sebagian lagi tidak mengalami perubahan, berada di antara ambang normal dan tinggi, sedang sisanya sebanyak 25% berkembang menjadi diabetes.
Penderita kelompok ini lebih beresiko mengalami tekanan darah dan kadar kolesterol yang tinggi, yang dalam jangka panjang berakibat pada penyakit jantung koroner.

Diabetes sekunder
 Diabetes sekunder umumnya digambarkan sebagai kondisi penderita (seperti penyakit lain, penggunaan obat-obatan atau zat kimia) yang dapat menimbulkan diabetes.
Diantaranya adalah :
1. Penyakit pancreas (terutama pancreas kronik yang biasa dialami oleh pecandu alcohol)
2. Hormon yang abnormal (termasuk yang diakibatkan oleh pengguna steroid)
3. Gangguan penerimaan insulin
4. Sindrom genetic tetentu
5. Obat-obat tertentu yang dapat meningkatkan kadar gula darah menjadi tinggi, mialnya :
- Glukokortikoid (digunakan sebagai obat radang)
- Furosemida (sebagai diuretic, digunakan sebagai pengontrol tekanan darah)
- Thiazide (sebagai diuretic, digunakan sebagai pengontrol tekanan darah)
- Produk yang mengandung esterogen (kontrasepsi oral dan terapi sulih hormone)
- Beta blocker (untuk mengobati gangguan jantung)

Diabetes karena kehamilan
 Seperti namanya, diabetes karena kehamilan ini hanya terjadi ketika masa hamil saja. Sekitar 95% tidak mengalaminya setelah melahirkan, namun perlu diwaspadai akan kemungkinan mengalami diabetes yang sesungguhnya di kemudian hari.

 Penderita diabetes ketika hamil hanya mengalami gejala yang ringan dan tidak membahayakan bagi si ibu, tapi dapat menimbulkan masalah pada bayinya, terutama dalam bentuk hipoglikemia dan sindrom masalah pernapasan. Ibu hamil yang menderita diabetes lebih rentan terkena toksemia (keadaan menyebarnya racun dalam aliran darah) yang dapat membahayakan jiwa iu dan anak.

Bagaimana terjadinya gangguan insulin
 Kelenjar pancreas, yang tidak banyak dikenal sebagaimana halnya organ tubuh lain yang lebih popular seperti jantung atau otak, ternyata mempunyai peranan yang sangat penting bagi tubuh. Kelenjar pancreas mempunyai sel kecil khusus yang dinamakan sel beta, dan dikenal sebagai pulau-pulau Langerhans. Disinilah hormone inu;in diproduksi

 Insulin adalah pengatur pengiriman gula yang diperlukan sel-sel tubuh sebagai sumber energi, dan umumnya dibutuhkan dalam bentuk gula sederhana yang dikenal sebagai glukosa atau gula darah. Bila sang pengatur ini tidak menjalankan perananya dengan baik, tubuh akan mengalami gangguan kemampuan menggunakan makanan yang dikonsumsi sehari-hari.

 Setelah makanan masuk, terjadilah proses kompleks untuk memecah karbohidrat menjadi glukosa dan lemak. Sebagian besar glukosa akan dikirim ke seluruh sel-sel tubuh melalui darah, dan sisanya akan disimpan sebagai cadangan energi tubuh di dalam sel otot dalam bentuk glikogen. Sedangkan lemak akan disimpan di sel lemak. 

 Untuk mendukung kegiatan tubuh dengan pasokan energi, insulin kan mengambilnya dari pasokan makanan, atau melepaskannya dari cadangan. Tanpa insulin atau jumlah insulin yang memadai, tubuh akan mengalami masalah yang serius. Gula yang berlebihan sebagai hasil dari pengambilan oleh sel yang tidak dapat disimpan di jaringan otot, akan tertahan di aliran darah, sehingga terjadilah kenaikan kadar gula darah. Biasanya tubuh tidak bisa mengatur keseimbangan kadar gula darah yang tidak terlalu jauh naik turunnya, dalam batas toleransi tubuh yang sehat.

 Begitu pula dengan lemak yang berlegihan. Keduanya akan beredar bersana darah tanpa tujuan. Sebagian gula pada akhirnya dapat keluar bersama urine setelah melalui ginjal, tetapi lemak akan menumpuk di pembuluh darah. Gula yang menumpuk banyak di dalam pembuluh darah akan membuat darah menjadi kental dan alirannya melambat, sehingga mengakibatkan gangguan pada pasokan oksigen yang dibawa oleh darah. Jaringan yang tidak mendapatlan pasokan oksigen akan menjadi lumpuh dan mati. Gejalanya terasa seperti mati rasa, kesemutan, dan nyeri kaki. Komplikasi lainnya antara lain berupa luka yang sulit senbuh (gangren) dengan resiko amputasi, gagal ginjal, kebutaan, dan impotent. Sedangakan lemak yang menumpuk di pembuluh darah menyebabkan pengerasan arteri (arteiosklerosis), dengan resiko penderitanya kena stroke atau penyakit jantung koroner.

Penyebab Diabetes
 Penyebab utama diabetes di era globalisasi adalah perubahan gaya hidup Wajah Asia secara harfiah telah beruba, dan salah satu aspek yang paling menonjol adalah tingginya konsumsi makanan gaya barat. Makanan gaya barat ini bisa dipersonifikasikan dengan jaringan restoran cepat saji (fast food). Tentu saja, makanan tersebut paling cocok dan paling nikmat bila diiringi dengan minuman ringan (soft drink) yang tinggi gula 

 Unsur kedua dari perubahan gaya hidup ini adalah kebiasaan minim gerak karena tinggal dalam ruangan (indoor). Zimmet menggunakan istilah “Nintendoisme seluruh Asia” untuk mengungkapkan banyaknya anak-anak yang lebih suka duduk di depan televise dan computer, daripada menghabiskan waktu di luar rumah, dibanding generasi sebelumnya.

Gaya hidup penderita diabetes

Tidak mau berubah 
 Disini pasien diabetes sama sekali tidak tertarik untuk berubah. Ia tidak sadar akan pentingnya diet, olahraga, minum obat, serta control glukosa secara teratur. Mungkin ia tahu bahwa dirinya sakit, tetapi menganggapnya tidak berhubungan dengan kebiasaan buruknya. Menurutnya, minum obat saja cukup. Fase ini biasanya dialami oleh mereka yang kurang pengetahuan akn diabetes tau karena penyakit itu membuatnya kurang percay diri.

Berpikir untuk berubah
 Pasien mulai sadar akan masalah yang ada dan mulai berpikir untuk bangkit dan berubah. Timbul kecemasan. Pasien takut kehilangan sesuatu yang biasanya menyenangkan bagi Pasien, misalnya merokok atau menonton televise sepanjang hari sambil makan es krim. Disini, pasien menjadi bimbang, berubah atau tidak. Pasien mulai mempertimbangkan untung rugi jika melakukan perbahan. Ingat, nasihat orang lain kadang bisa merugikan atau membuat mundur. Maka orang disekitar pasien perlu memberi semangat dan mendukung untuk berubah

Siap berubah
 Ini mungkin adalah masa transisi antara berpikir dan mulai melakukan perubahan. Membuat rencana dan susunan strategi untuk berubah. Mulai menentukan apa saja yang harus diubah, dimana, dan kapan. Pada fase ini mungkin perlu ada satu dua orang yang memberi dukungan atau bantuan.

Melaksanakan perubahan
 Pasien sudah mulai melangkah dan melakukan perubahan, misalnya mulai berdiet dengan benar, berolahraga dengan teratur, tidak lagi merokok, melakukan control glukosa darah sendiri. Keberhasilan pertama akan membuat pasien lebih percaya diri dan lebih serius untuk berubah. Perubahan ini akan menarik perhatian. Pasti akan ada banyak komentar yang dating dari orang disekitar pasien. Upayakan mempertahankan perubahan ini dan jangan mundur.

Mempertahankan perubahan
 Melakukan perubahan tidak menjamin seseorang tidak mundur, melanggar sedikit-sedikit atau kompromi, atau bahkan kembali melakukan kebiasaan lama (kambuh) Pikirkan mengapa bisa gagal, apa halangannya, apa penyebabnya. Lakukan koreksi segera dan lakukan perubahan lagi. Kegagalan harus dijadikan pelajaran untuk mempertahankan perubahan dengan lebih baik


PENUTUP

 Diabetes merupakan gangguan metabolisme (metabolic syndrome) dari distribusi gula oleh darah. Penderita diabetes tidak bias memproduksi insulin dalam jumlah yang cukup, atau tubuh tak mampu menggunakan insulin secara efektif, sehingga terjadilah kelebihan gula di dalam darah. Kelebihan gula yang kronis di dalam darah (hiperglikemia) ini menjadi racun bago tubuh. Sebagian glukosa yang tertahan di dalam darah itu melimpah ke system urine untuk dibuang melalui urine. Air kencing penderita diabetes yang mengandung gula dalam kadar tinggi tersebut menarik bagi semut, karena itulah gejala ini disebut juga gejala kencing manis.
 Penyebab utama diabetes di era globalisasi adalah perubahan gaya hidup Change your lifestyle. Kalimat ini harus selalu menjadi pegangan seorang penderita diabetes. Diabetes bukan sekedar penyakit, melainkan juga masalah kesadaran, kemauan, disiplin, dan gaya hidup.
 Walaupun diabetes tidak bisa disembuhkan, penderitanya dapat hidup secara normal dengan mengubah gaya hidu, rajin control gula darah, diet dan melakukan olahraga aerobic secara teratur.

DAFTAR PUSTAKA

Tandra Hans, Segala Sesuatu yang Harus Anda ketahui tentang Diabetes, PT Gramedia Pustaka Utama, Jakarta, 2008

Tim redaksi Vitahealth., Diabetes, PT Gramedia Pustaka Utama, Jakarta, 2006

Ranakusuma DR. Diabetes Mellitus, UI perss,1982

No comments:

Post a Comment